fbpx

Pilih Bahasa :  Indonesia bahasa indonesia Englishbahasa inggris

Apr 05

Legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu Kisah Mistis dari Jawa Barat

Legenda Sangkuring dan Tangkuban Perahu

legenda-sangkuriang-dan-dayang-sumbi

Jawa Barat, salah satu provinsi di Indonesia, memiliki sejuta cerita dan legenda yang menjadi bagian penting dari warisan budaya dan sejarahnya. Salah satu cerita paling terkenal dan paling menarik adalah legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu. Kisah ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi bagian integral dari kebudayaan Jawa Barat, dan terus menarik minat banyak orang hingga saat ini. Legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu berasal dari masyarakat Sunda, yang merupakan suku mayoritas di Jawa Barat. Kisah ini menggambarkan cinta tragis antara Sangkuriang, seorang pemuda tampan, dan Dayang Sumbi, ibunya sendiri yang tidak dikenalinya. Legenda ini bukan hanya sekedar cerita cinta, tetapi juga mencerminkan kepercayaan dan budaya masyarakat Jawa Barat pada masa lampau.

Menurut legenda, Sangkuriang adalah seorang pangeran yang kuat dan tampan yang tinggal di sebuah desa di Jawa Barat. Ibunya, Dayang Sumbi, adalah seorang wanita cantik dan bijaksana. Sangkuriang tumbuh tanpa mengetahui siapa ayahnya, karena ayahnya telah meninggal saat ia masih kecil. Dahulu kala di kayangan ada dewa dan dewi melakukan kesalahan yang begitu besar,  sebagai hukuman mereka diusir ke bumi dan menjelma sebagai hewan. Sang dewa berubah menjadi anjing bernama Tumang dan sang dewi berubah menjadi babi hutan yang bernama Celeng Wayungyang. Suatu hari seorang raja Sunda pergi ke hutan untuk berburu, Ketika berburu dia merasakan ingin buang air kecil. Akhirnya sang raja segera menuntaskan hajatnya di semak-semak. Secara tidak sengaja air seninya terkumpul di batok kelapa yang sudah kering. Celeng Wayungyang yang kebetulan ada di sekitarnya, meminum air seni sang raja untuk menghilangkan dahaga. Karena dia adalah jelmaan seorang dewi kayangan, dalam sekejap dia hamil dan melahirkan seorang anak. Raja yang masih berada di hutan mendengar suara bayi yang menangis. Lantas dia mencarinya. Nampak seorang bayi perempuan cantik terbaring diantara semak-semak. Karena merasa iba, bayi itu pun dibawa oleh raja ke istana dan dia besarkan seperti putrinya sendiri. Namun dia tidak pernah sadar kalau itu adalah anak kandungnya sendiri. Berjalannya waktu bayi itu kini tumbuh menjadi gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Kecantikan dayang sumbi begitu terkenal seantero negeri banyak raja dan pangeran berebut untuk menikahinya. Bahkan sampai terjadi peperangan antar kerajaan, dayang Sumbi adalah seorang putri yang gemar menenun. Sebagian besar waktunya dia habiskan untuk membuat kain tenun yang indah. Suatu ketika saat menenun, gulungan benang miliknya jatuh hingga ke luar istana. Karena seorang bangsawan, Dayang Sumbi dilarang untuk meninggalkan istana dengan berjalan kaki, merasa putus asa untuk mengambil benangnya, Dia pun mengucap sebuah sumpah "Siapa pun yang menemukan gulungan benangku ! Jika dia perempuan, akan ku jadikan saudara, dan jika laki-laki, maka aku akan menikahinya." Tak berselang lama seekor anjing datang membawa gulungan benang milik Dayang Sumbi. Karena sudah bersumpah, Dayang Sumbi memenuhi janjinya dan tetap menikahinya meskipun Tumang adalah seekor anjing. Mendengar sang putri akan menikah dengan seekor anjing membuat sang raja murka. Dia mengusir Dayang Sumbi keluar dari istana dan kini Dayang Sumbi tinggal di sebuah pondok sederhana di tengah hutan bersama si Tumang yang selalu setia menemaninya. Berjalannya waktu Dayang Sumbi mengetahui bahwa Tumang bukanlah anjing biasa. Setiap bulan purnama dia berubah ke wujud aslinya menjadi dewa yang tampan. dan sesuai janjinya mereka berdua akhirnya menikah. Dan memiliki seorang anak yang diberi nama Sangkuriang. Anak Dayang Sumbi yaitu Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang aktif dan kuat. Akan tetapi Dayang Sumbi masih merahasiakan jika Tumang adalah ayahnya. Hingga suatu ketika Sangkuriang diminta ibunya untuk berburu mencarikan hati rusa. Sangkuriang pun pergi ditemani Tumang. Ketika berburu Sangkuriang kesulitan menemukan hewan buruan. Namun tiba-tiba dia melihat seekor babi hutan dan khirnya dia memutuskan untuk memburu babi hutan tersebut. Dia mengejar dan mencoba memanahnya akan tetapi dihentikan oleh Tumang, yang menyadari bahwa babi hutan itu sebenarnya adalah nenek dari Sangkuriang, yaitu Celeng Wayungyang. Kesal dengan tingkah Tumang yang membuatnya gagal mendapatkan buruan, Sangkuriang memanah Tumang hingga tewas. Merasa tidak bisa pulang dengan tangan hampa, Sangkuriang pun memotong Tumang dan mengambil hati dari anjing perliharaannya tersebut Setibanya di rumah, sang ibu senang karena mendapatkan hati rusa yang dia idam-idamkan. Dia pun langsung memasak hati pemberian anaknya tanpa mengetahui hal yang sebenarnya terjadi. Usai menyantap makanan, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang memanggil Tumang untuk diberi makan. Merasa bersalah karena telah membunuh Tumang, Sangkuriang mengaku bahwa hati yang baru saja mereka makan adalah hati Tumang. Mendengar hal itu Dayang Sumbi pun marah. “ Pergi kau ! anak tak tau diri ! Begini caramu membalas kebaikan Si Tumang yang telah menjagamu sejak kecil ! Tega-teganya kamu membunuhnya dan mengambil hatinya!" Dayang Sumbi memukul kepala anaknya dengan centong nasi hingga meninggalkan luka. Berpikir sang ibu membencinya karena telah membunuh si Tumang. Sangkuriang pun pergi dan melarikan diri ke hutan. Dia mendaki dan melewati gunung karena takut melihat ibunya marah besar. Sangkuriang menghilang seolah-olah ditelan bumi. Dayang Sumbi selalu berdoa kepada para dewa untuk menyatukannya kembali dengan sang putra suatu hari nanti dan bersumpah untuk tidak pernah makan daging. Dewa pun menjawab doa Dayang Sumbi dengan memberikan anugrah berupa kecantikan yang abadi. Sejak saat itu, Dayang Sumbi tinggal sendirian dan dia melanjutkan menenun dan meditasinya. Setelah pergi dari rumah, Sangkuriang mengalami hilang ingatan. Selama ini dia di rawat dan diasuh oleh seorang pertapa bijak yang ahli dalam seni bela diri. Berjalannya waktu Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pria yang tampan dan kuat. Tanpa sengaja Sangkuriang dipertemukan kembali dengan ibunya, namun keduanya tak saling mengenali. Sangkuriang takjub dengan kecantikan Dayang Sumbi dan berusaha mendekati. Hari demi hari Sangkuriang selalu berusaha untuk menemui Dayang Sumbi. Sangkuriang benar-benar telah jatuh hati, hingga suatu ketika dia bermaksud mengajak Dayang Sumbi menikah. Mendengar ajakan tersebut Dayang Sumbi hanya tersenyum dan tidak menanggapinya kemudian berlalu pergi meninggalkan Sangkuriang. Akan tetapi Sangkuriang tidak menyerah dan dia tetap datang dan selalu berusaha mendekati Dayang Sumbi. Hingga suatu ketika saat keduanya sedang beristirahat di bawah pohon. Sangkuriang melepas ikat kepalanya dan Dayang Sumbi terkejut karena tak sengaja melihat ada bekas luka di kepala sangkuriang. Ia sadar kalau luka tersebut adalah milik putranya yang hilang beberapa tahun lalu. Dayang Sumbi seketika menolak mentah-mentah ajakan pernikahannya dengan Sangkuriang. Tetapi sang anak membantah dan Sangkuriang bersikukuh untuk menikahi ibunya sendiri. Sebagai upaya mengandaskan niat sang anak. Dayang Sumbi memberi tantangan bagi Sangkuriang yang harus dipenuhi sebelum menikahi dirinya. Tantangan tersebut adalah membendung Sungai Citarum agar menjadi telaga. Serta membuat perahu yang besar dalam waktu satu malam. Sangkuriang tak ragu untuk memenuhi tantangan itu, dengan bantuan makhluk halus. Pohon demi pohon, cabang demi cabang, hingga ranting demi ranting mulai membentuk Gunung Burangrang dan Bukit Tunggul. Perahu pun sudah hampir jadi dan air Sungai Citarum siap dialirkan agar terbentuk sebuah telaga. Melihat keberhasilan Sangkuriang, Dayang Sumbi memutar akal agar anaknya gagal memenuhi tantangan. Dayang Sumbi membentangkan kain putih yang bercahaya, memukulkan alu ke lesung, hingga membuat ayam jantan berkokok. Para makhluk halus yang membantu Sangkuriang pun pergi ketakutan lantaran mengira fajar telah tiba. Sangkuriang murka atas kegagalannya. Ia melempar sumbatan Sungai Citarum sehingga menjadi Gunung Manglayang. Dan menelungkupkan perahu besar yang dibuatnya yang kini menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Curiga dicurangi oleh Dayang Sumbi, kemarahan Sangkuriang semakin besar dan mencari sosok ibunya itu. Namun Sang Hyang membantu Dayang Sumbi menjelma menjadi Bunga Jaksi di bukit perasingannya yang kini menjadi Gunung Putri. Sangkuriang yang tak kunjung menemukan Dayang Sumbi pun menghilang ke alam gaib.

 

Temukan legenda Sangkuriang dan Tangkuban Perahu, cerita mistis yang menggambarkan cinta, penyesalan, dan keajaiban alam dari Jawa Barat.

 

Referensi:

1. "Legenda Sangkuriang" - Situs Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (http://www.jabarprov.go.id/index.php/page/read/57/20160331//Legenda_Sangkuriang)
2. "Legenda Tangkuban Perahu" - Kompas.com (https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/31/073000369/legenda-tangkuban-perahu-dalam-bahasa-inggris-dan-artinya)
3. "Legenda Tangkuban Perahu, Kisah Cinta Sangkuriang dan Dayang Sumbi" - Tribunnews.com (https://www.tribunnews.com/travel/2019/02/07/legenda-tangkuban-perahu-kisah-cinta-sangkuriang-dan-dayang-sumbi)
4. "Misteri Gunung Tangkuban Perahu" - National Geographic Indonesia (https://nationalgeographic.grid.id/read/13277959/misteri-gunung-tangkuban-perahu)
5. "Kisah Legenda Tangkuban Perahu dan Sangkuriang" - Culture Trip (https://theculturetrip.com/asia/indonesia/articles/the-legend-of-tangkuban-perahu-and-sangkuriang/)

 

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.